Ucap syukur, berterima
kasih kepada Allah SWT sang Mahapemberi segala kisah, baik berujung sedih
maupun berujung indah. Terimakasih telah memberi pelajaran bahwa setiap luka
akan menambah ketabahan dan selalu ada keindahan untuk dikisahkan.
Untuk Ibu, perempuan
satu-satunya di dunia yang tulus memberi banyak cinta, mengajarkanku sebuah
arti sederhana, yang selalu memberi kasih sayang tanpa pamrih, dan memberi
wejangan kala hati dilanda perih.
Untuk Bapak, lelaki hebat
di dunia, menghidupkan keluarga kecil kami dengan keringatnya, yang selalu
menyajikan riuh keluarga penuh rasa sayang, membuatku selalu rindu akan rumah
terutama saat jauh dan lelah membutuhkan pulang.
Untuk Sahabat,Teman rumah,
Kakak-kakak, juga adik-adik. Terima kasih telah memberi ruang untuk berekspresi
yang begitu bebas dan selalu menjadi keluarga yang membanggakan. Semoga semakin
asyik dan kita segera piknik.
Tim sepak bola Tunas
Harapan FC, yang menjadi awal langkahku mengikuti debut pertamaku untuk
berkompetisi tahun 2011 yang lalu. Terima kasih telah membuatku mengerti bahwa kompetisi
itu fana, keluarga yang abadi.
Musisi Indonesia yang
telah menciptakan lagu-lagu hebat pengusir kehampaan. Tanpa mereka, kesunyian
tak akan pernah menyenangkan.
Teman-teman pembaca
kisahku di blog, setiap orang yang pernah aku temui untuk berbagi cerita dan
referensi tentang hati, terima kasih atas waktunya.
Guru-guru yang telah
memberi sumbangsih besar terhadap kemajuan ilmu, terima kasih telah memberi
seluruh ilmu untuk membangun masa depan kami. Pengalaman kalian telah menggurui
kami.
Lalu kepadamu, yang pernah
mengisi kekosongan hati kemudian pergi tanpa balas janji, terima kasih. Jika
bukan karena luka yang kau beri, aku tak akan pernah bisa menulis sekumpulan
kisah-kisahku ini.
Tulisanku biasa saja,
senyum dan bahagiamu yang membuatnya sempurna.
Jakarta, 2016.
Posting Komentar
Beri komentar pada kolom yang tertera. Dilarang menggunakan kata sapa "Gan" di blog ini. Dariku sang penggila kopi, pecandu puisi.